Monthly Archives: Juni 2010

Kiki Syahnakri

Kiki Syahnakri merupakan negarawan yang senantiasa tanggap terhadap isu di negara ini, pemikirannya banyak memberikan pengaruh positif bagi kemajuan bangsa indonesia jika diterapkan dalam kehidupan berpolitik atau dalam pemerintahan. Selain itu beliau merupakan pengusaha yang tergolong sukses dan patut diperhitungkan keberadaannya dalam panggung bisnis di negara ini. Setelah lulus dari Akademi Militer Nasional (AMN) (1971), Kiki Syahnakri yang lahir pada tahun 1947 merintis karir militernya dan menduduki berbagai jabatan penting kemiliteran, antara lain sebagai Asisten Operasi KSAD (1998-1999), Panglima Darurat Militer Timor Timur (September–Nopember 1999), Panglima Daerah Militer IX Udayana (Nopember 1999–Nopember 2000), serta Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Nopember 2000-Mei 2002). Pada tahun 2001 beliau juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT. ITCI dan kemudian sejak tahun 2002 sampai dengan Juli 2005 menjabat sebagai Komisaris Utama Bank Artha Graha. Sejak Juli 2005 hingga saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama Bank Artha Graha Internasional.

Kiki Syahnakri lahir pada 1957, bertepatan dengan perjanjian Linggarjati. Dalam perjanjian itu, secara defacto Indonesia sudah berdaulat. Karena orang tua beliau orang pergerakan, keyakinannya kepada kedaulatan dipertegas pada nama Kiki Syahnakri. Kata Syah berarti ‘resmi’. Na dalam bahasa Sunda berarti ‘nya’, sedangkan KRI adalah Kesatuan Republik Indonesia. Jadi, Syahnakri berarti resminya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bagi beliau, nama itu sangat berpengaruh dan teramat istimewa. Nama adalah doa, dan terealisasi dalam kehidupan Kiki Syahnakri, beliau senantiasa berupaya dalam memajukan kehidupan bangsa dan negara Indonesia.

Selain itu beliau aktif dalam dunia pendidikan, turut mencerdaskan kehidupan bangsa. Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) merupakan kampus terbesar di Karawang Jawa Barat yang beliau bina. UNSIKA merupakan perguruan tinggi negeri yang senantiasa tumbuh dan berkembang lebih baik dari tahun ke tahun. Beliau juga aktif sebagai Ketua Bidang Pengkajian Persatuan Purnawirawan TNI AD dan Ketua I Yayasan Jati Diri Bangsa.

9 Komentar

Filed under Uncategorized

Berjalan di Pagi yang Cerah

Angin membelai rambutnya yang terurai dan hitam berkilau indah. Setiap langkahnya menggetarkan debu hingga hati yang memandangnya. Kicauan burung seakan-akan menyertai langkahnya di pagi yang cerah ini. Lagi-lagi angin membelai rambutnya yang cerah nan indah. “Oh Tuhan, tolong Aku memilikinya” gumam ku sambil melangkah di belakangnya. Bel berbunyi lantang diikuti Pak Darto menutup gerbang sekolah sangat cekatan, saking cepetnya sampai-sampai tak menghiraukan siswa-siswi lainnya yang berlari panik kearahnya untuk melewati gerbang sekolah ini yang tampak disibukan dengan siswa-siswi memasuki kelas mereka masing-masing. Kulihat pula dia memasuki kelasnya, sempat-sempatnya kumencuri pandang padanya. Senyumnya yang indah, kulitnya yang putih serasi dengan seragam putih yang dikenakannya. Dia raib dari pandangan setelah melewati pintu kelas itu, kelas 3-F.

Beginilah pemandangan dan suasana setiap pagi yang ku rasakan, sampai-sampai kuhadapi bagaimana rasanya terlambat dan dibentak Pak Darto, hingga dihukum kepala sekolah memunguti sampah di lapangan sekolah ini. Aku sering kali terlambat, banyak alasannya; mulai dari telat bangun, ketinggalan perahu, kehujanan, menunggu teman yang telat bangun, menunggu uang jajan, dan banyak lagi alasan-alasan kenapa Aku terlambat sekolah, dari sekian banyak alasan itu tak ada satupun yang dapat diterima, karena alasan hanyalah sebuah alasan. Namun, Aku akan mengutarakan berbagai alasan ketika ditanyakan kepala sekolah “Kenapa terlambat?”

“Dasar penjaga ‘Gerbang Kesuksesan’ sialan” umpat seorang siswa yang kesal karena datang terlambat dan baru dapat melewati gerbang sekolah setelah cekcok mulut dengan Pak Darto. Maklum Pak Satpam itu mantan preman yang belum lama menjadi satpam di sekolah ini. Dengar-dengar, Pak Darto pernah dipenjara karena ketangkap basah memukuli tetangganya hanya karena dia ditegur oleh si tetangga agar tidak berjudi di depan lapangan depan rumah tetangganya. “Sekolah kriminal” gumam ku dalam hati. tetapi tiba-tiba Aku ngeri dan menyesal berpikir kalo sekolah ini kriminal. Aku heran kenapa berpikir sejahat itu, setan apa yang menghembuskan negativitas kedalam pikiranku ini jangan-jangan memang ini sekolah kriminal, tuch kan berpikir negatif lagi. Kehidupan adalah hasil dari pikiran. Pikiran negatif menghasilkan kehidupan negatif, pikiran positif menjadikan kehidupan positif, mungkin itu yang dimaksud Sidharta Gautama (Sang Budha).

Ovenk” teriak anak di belakang ku. Sekejap saja dia merangkul pundak ku dan menyeringai sambil menarik nafas tersendat-sendat. Kesiangan juga dia.

Ronk, tumben lu telat, kenapa?” tanyaku singkat sambil tersenyum. Bironk, dia seorang teman yang bisa diandalkan, dapat diandalkan dalam hal mentraktir. Anak juragan ayam ini bisa dibilang salah satu anak tajir di kelas kami, kelas 3-A.

“Ga da angkot, Venk” jawabnya singkat pula.

Kami memasuki kelas, tak lama kemudian guru Matematika memasuki kelas kami. Pak ‘Boby’, begitulah sebutan sebagian besar murid di sekolah ini kepada guru Matematika ini yang mempunya nama lengkap Falah Hidayatullah. “Kasihan Pak Falah” pikir ku, coba bayangkan bagaimana perasaanya sekiranya dia tahu kalau sebagian besar anak-anak di kelas ini bahkan di sekolah ini menghinanya, ‘Boby’ kependekan dari Botak Biadab. Sadis, penghinaan yang sadis dari murid terhadap seorang guru yang bersusah payah mencerdaskan mereka.

“Selamat Pagi anak-anak!” ucap Pak Falah

“Pagi Pak” sahut seisi kelas, singkat dan semangat. kurasakan semangat mengalir di darah ku, dan tampak seisi kelas pun semangat menyongsong pagi ini dengan belajar Matematika.

Seperti biasa setelah ucapkan salam, Pak Falah langsung memberikan pengantar mengajar dengan mengutip ayat-ayat al-Quran. Begitulah kebiasaannya mengajar. Sempat dulu Aku bertanya, kenapa beliau selalu membacakan 1 atau 2 ayat dari Al-Quran sebelum mengajar. Sederhana jawabanya, “Al-Quran sumber ilmu, dan pelajaran bagi orang-orang yang berpikir”

1 Komentar

Filed under Kehidupan Yang Sukses

Sampah dan Sampah Masyarakat

Malas rasanya menulis tentang sesuatu hal yang tak menghasilkan materi bagi kita jika bukan hobby atau amal saleh. Kenapa bisa begitu? Penulis cukup banyak melahirkan artikel, novel, maupun kisah hidup untuk dibagikan cuma-cuma bagi masyarakat, bangsa kita tercinta Indonesia. Sejak SMP sudah aktif membuat puisi, novel, pantun maupun cerita sehari-hari yang dibumbui imajinasi semata. Hasil karya itu kini hanya tinggal kenangan, bahkan ada yang terbuang ke tempat pembuangn sampah atau lebih dikenal dengan istilah TPS (Tempat Pembuangan Sampah). Yach begitulah jika menjadi penulis yang amatir, karya-karya yang sangat berarti dan bermakna pun jatuh ke tempat sampah, apalagi sampah yang berserakan di pinggir jalan. Sampah itu tak enak dipandang, menyebarkan bau tak sedap. Oh TUHAN…. Karya hamba mu malah menjadi sampah yang merusak pemandangan kota ini, kota Jakarta tercinta.

Ngomong-ngomong masalah sampah, sampah di Jakarta masih saja berserakan tak terkelola. Saya bingung dengan para aparat yang berwenang dan berkewajiban memebersihkan kota ini dari sampah dan menindak samapah-sampah masyarakat yang membuang sampah sembarangan / membuang sampah tidak pada tempatnya. Kalau ditanya siapa yang bertugas membuang sampah? Jawabnya singkat: Petugas kebersihan kota dan orang-orang yang tidak mau dianggap sampah masyarakat. Kalau ditanya kenapa Penulis mengatakan “pembuang sampah tidak pada tempatnya” dikatakan sampah masyarakat? Jawabnya lebih singkat lagi: Ya begitu lah kenyataannya.

Maaf ya bagi aparat yang keparat jika tersinggung, tapi saya yakin jika ada aparat yang bermanfaat pasti akan senyum membaca tulisan ini. tapi masalahnya pasti penulis dibenci oleh para aparat yang keparat itu, maaf ya keparat!!!

1 Komentar

Filed under Uncategorized