Pedagang Kaki Lima Dianggap ‘Sampah’?

Banyak konsep yang ditawarkan pemerintah baik pusat maupun daerah untuk kemajuan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Namun sampai saat ini belum tampak adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat indonesia sendiri. Sangat menyedihkan, kita merupakan bangsa yang belum kuat di mata internasional. Hal ini ditunjukan dengan tampak lemahnya ‘taring’ negara ini, contohnya; kasus TKI yang dianiaya keadilan tidak pernah berpihak kepada para TKI, guru tidak begitu dihargai, sumber daya alam dikuras orang lain, dan yang paling parah banyak program peningkatan kemiskinan oleh para penguasa negeri ini dengan cara menjegal rakyatnya untuk hidup sejahtera (Penggusuran pedagang kaki lima, mempersulit mengurus ijin mendirikan usaha, memangkas subsidi pendidikan, dan lain-lain).

Penulis bermaksud membahas masalah penggusuran pedagang kaki lima, setujukah Anda pedagang kaki lima di gusur dan dihancurkan? jawaban Anda pasti bervariasi, ada yang jawab setuju, tidak setuju, dan tidak tahu, tentunya dengan alasan yang bertubi-tubi. Namun satu hal yang perlu ditinjau disini. Yaitu mengenai orang-orang yang tidak setuju pedagang kaki lima digusur dapat penulis pastikan mereka adalah orang-orang yang memiliki hubungan dengan para pedegang kaki lima atau bahkan mereka adalah pedaganya itu sendiri. Yang menjawab setuju, mereka adalah orang-orang yang hidup di luar lingkaran kemiskinan (orang menegah ke atas/ orang banyak duit). Bagi yang menjawab tidak tahu, penulis pastikan mereka adalah orang yang tidak tanggap terhadap lingkungan sekitarnya, biasanya orang-orang seperti ini selalu banyak kehilangan peluang kesuksesan dan keberuntungan.

Pemerintah menganggap pedagang kaki lima adalah sampah masyarakat yang harus dibersihkan. (penulis kira begitu karena sikap pemerintah terhadap pedagang kaki lima tidak manusiawi, kira-kira yang sampah siapa ya?) kalau anda melihat berita, banyak penganiayaan dan tindakan yang kurang pantas dari pihak pemerintah terhadap pedagang kaki lima. Pemerintah kita terlalu meniru gaya ekonomi dari negara-negara maju, dan lupa meniru esensi cara negara maju mengatur ekonominya. Maksud penulis adalah pemerintah kita hanya peduli terhadap penampilan ekonomni secara kasat mata (banyaknya gedung-gedung pencakar langit, mall dimana-mana, perumahan-perumahan elit, dan gaya hidup bangsanya yang konsumtif) namun tidak tanggap terhadap kualitas kesejahteraan bangsa dan negaranya. Analogi negara ini adalah orang miskin berpakaian mahal-mahal penuh gemerlap kemewahan.

Pemerintah lupa, pemerintah telah membuat rakyatnya sengsara tanpa penghidupan yang layak dengan cara menggusur para pedagang kaki lima. Alasan pemerintah melakukan penggusuran pedagang kaki lima terhitung basi dan kurang cerdas (katanya untuk ketertiban dan kebersihan). Penulis pikir, pengusa dan orang-orang pemerintah harus mengenyam pendidikan lagi khususnya pendidikan moral. Pemerintah kurang cerdas menangani masalah kemiskinan, padahal dengan melakukan penggusuran terhadap pedagang kaki lima malah membuat bangsa ini terpuruk secara ekonomi, pengangguran semakin meningkat. Dan orang-orang yang kelaparan bertambah. Kalaupun alasannya untuk kebersihan dan ketertiban, kenapa pemerintah tidak berupaya untuk merapikan bangunan kayu-kayu itu dengan bangunan yang pantas? dan untuk menagani kebersihan kenapa tidak membersihkan sampah-sampahnya saja yang berserakan?

Oya, Kita harus sadar bahwa budaya kita berbeda dengan bangsa maju. Cara berpakaian, bergaul, dan berinteraksi sangat berbeda. Apalagi cara berdagang jelas berbeda, orang barat sana (Amerika, Eropa, dan Australia) kenapa para pedagangnya dikumpulkan di mall-mall tidak ada yang menjadi pedagang kaki lima, karena ekonominya kuat artinya mereka hidupnya rata-rata lebih dari cukup. sehingga mereka mampu membayar sewa tempat di mall karena kehidupan rakyat kecilnya disubsidi/dibantu pemerintahnya. Kalau bangsa Indonesia, sudah mah masyarakatnya rata-rata hidup sekedar cukup terus penghidupannya malah ‘dikebiri’ pemerintah.
Para pedagang kaki lima jangan senag dulu dari tadi penulis belain, Anda-Anda juga harus mikir untuk menjaga kebersihan, buang sampah pada tempatnya!!!!!

Bagi Anda para pedagang kaki lima jangan buang sampah sembarangan kalau tidak mau dianggap ‘sampah’ oleh pemerintah.

Tolong pak penguasa yang suka gusur-gusur pedagang kaki lima mikir!!!!!

16 Komentar

Filed under reality

16 responses to “Pedagang Kaki Lima Dianggap ‘Sampah’?

  1. cepiar

    Bagi Anda Yang mau berkomentar atau memberi tanggapan, silahkan.

  2. buat sebagian orang pemerintah, lebih gampang ngegusur daripada bikin lapangan kerja baru…

    kalo pun mo ngegusur, menurut saya bagusnya pas mereka baru nongkrong disitu, jangan dah lama dan fixed baru digusur..

    buat penulis: tulisannya jangan kepanjangan… dan anda merintah2 kayak bos aja… jangan ini, jangan itu… not good in my opinion… hehe, sama kayak gue sekarang sebenernya… hohoho…

    p.s. nama link gue jangan gokilyo. tapi “ganis zulfa santoso”

  3. Gutus Nirwanto

    Satuju Kang. Pemerintah seharusnya lebih memahami perasaan rakyat, jangan cuma care ama pajak dan pungli yang dimana-mana ada. Lagian kalo dicermati justru industri informal ini yang ngebantu pemerintah ngejaga image mereka yang kurang mampu bikin usaha kreatif.
    Alangkah layaknya jika pemerintah menyediakan space terbuka dengan kios yang layak dan nyaman dan di daerah yang strategis. (bikin pasar di tempat yang nyempil, mana ada yang mau beli, oon tu dinas kotanya.)
    Jangan cuma mengobati efek samping kemiskinan, obati, basmi dan cegah kemiskinan mulai dari mental kita semua.
    Indonesia Majulah!!!!!!!!!!!!!!

  4. “Menggusurr” haree gini, kampungan..Tidak proffesional bung!!

    Konsep babat libas just 4 awhile..
    Inget..70% masyarakat ini tak berpendidikan alias BODO… otomatis berstandar miskin..20% jngn macem2 loh..ditiup aja uda ilang hehehe

    PKL dikota ga’ bisa disebut sampah,… mreka hanya terkondisi dengan embel2 BODO dan MISKIN, kasihan ya…

    Beri mreka solusi Bos, mreka ga butuh konsep!! Lha wong bodo kok suruh baca konsep dan teori… aneh. Jangan Gila dong!!!

    Eh,.. kasih pembelajaran , bwt “SANGU” mereka untuk bisa tetap makan, sokur2 dengan prut kenyang generasi mreka bisa sekolah, pinter2 bisa punya Mc.WARTEG sendiri…Hebat kan.. gitu aja kok repot!!

    • aku

      anda pikir semu pkl itu bodo…alias o on merka pada umum nya lari jadi pkl itu bukan pekerjaan yang mereka senengi tapi tuntutan hidup … kalau negara ini sanggup menciptakan lapangan kerja kagak mungkin mereka lari jadi pkl… coba anda terusuri mereka terutama anak minang yang jadi pengusaha sukses itu rata-rata mereka berangkat dari PKL..

  5. Desy Ester

    goe setuju gaya lo… tapi alangkah baiknya jika lo, juga membantu pemerintah dan PKL untuk sama-sama memikirkan apa yang terbaik.

  6. cepiar

    ide bagus….. benar yg Anda sampaikan.
    Banyak cara sebenarnya u/ solusi terbaik…..
    gmana kalo kita memikirkannya bersama. dan kita lakukan bersama pula. Blog ini bisa jadi forum u/ memperbaiki kondisi sosial bangsa n negeri ini.

    OK. u/ teman2 yg berkenan menyumbangkan pemikiran, ide atau gagasannya u/ perbaikan silahkan berikan komentar di sini. Siapa tahu salah satu penguasa negeri ini ada yang diam-diam membaca ide2 kita u/ memperbaiki kondisi bangsa sekarang ini.

    Dimana ada kemauan, di sana pasti ada jalan

    Terima Kasih

  7. Parno

    wah, menurut ane nih, sepertinya untuk membahas n’ ngatsi maslah kaki lima itu sulit, dak segampang yagn kita bayangkan soalnya itu terkait banyak hal seperti pendidikan, pengetahauan, dll.

    • aku

      solusinya mudah asal ada jalan musya warah bukan jalan kekerasan alaias duduk bersama… begini jika uang anda di curi teman anda Rp.1000 kira-kira jengkel gak anda nah jika teman anda datang baik-baik dan memaparkan hajatnya sama anda kira kira mau gak anda mencari solusi nya. so pasti mau kan.. janagkan RP 1000. RP.1000.000 pun di kasih asalkan musyawarah..
      nah itu yang penting jangan menggunakan tangan besi.
      makanya jadi orang itu di segani bukan di takuti…

  8. Ping-balik: (Lagi-lagi) Tentang Kemiskinan Itu « The Hermawanov

  9. lagi-lagi kurangnya lapangan pekerjaan di Indonesia, seluruh sumber daya alam di Indonesia sudah di jual ke pihak luar. sampai-sampai dunia pendidikan juga mau di jual. mau jadi apa bangsa indonesia kedepan nanti. mau sekolah saja mahal, ya ujung-ujungnya bodoh dan akan menambah banyak pengangguran, dan pengangguran tsb. akan lebih memilih menjadi padagang kaki lima. ya bagaimana tidak dari pada mengangur, memangnya pemerintah mau memberi makan mereka.

  10. masku

    justru kaki lima….itu yg mbuat indonesia sumpek
    dimana2 jualan seenaknya
    udah nutup jalan….. sampah dimana2

    saya justru maunya agar pedagang kaki lima digusur semuanya
    mo ditaruh mana…terserah…. yg penting gak dijalanan

    sudah motor mobil…buanyakk…..eh jalan disumpekin pedagang kaki lima

    • aku

      nah ini lah pola pemikiran orang yg sempit alias……
      wajar lah anda ngomong seperti ini karena ada 2 hal yg mampu membuat anda ngomong seperti ini
      1. kemungkinan anda seorang kariawan yang makan gaji
      2. kemungkinan bapak moyang anda pengusaha
      ingat coy… pkl itu ujung tombak dari perekonomian …
      belajar lagi ya kawan masalah pemasaran barang dan jasa serta perekonomian makro dan mikro……
      ok…
      ingat…. tampa pkl jangan harap barang dan jasa dapat di peroleh dengan harga murah sampai ke konsumen

  11. Siapa sih yang punya cita-cita pedagang kaki lima.itulah jalan terakhir mencari makan, kalau ada orang yang gak suka harus punya tanggung jawab, 1. buka lapangan kerja. 2. beri makan dan sekolahkan keluarganya. karena pedagang kaki lima juga makhluk Tuhan butuh makan, minum, sandang, papan dan lain lain.tanah air ini milik rakyat bukan milik pnguasa. kalau gak mau semrawut buka lahan untuk pedagang kaki lima yang pantas, jangan dipinggirkan. Soal sampah PKL bersedia membayar tukang kebersihan, kalau mau membina banuak menyumang PAD. Yaitu Retribusi dan parkir.

  12. ahmad gapuri

    susah nya sekarang nyari sesuap nasi malah orang kecil slalu di gusur klo pkl ngga di bolehin bnyak anak indonesia yg mati klaparan pak

  13. pemerintah tidak akan tau jeritan rakyatnya, apa bila ia merasa bangga dengan kedudukannya……….
    jika pemerintah tau dgn kedudukannya mka mereka akan melindungi rakyatnya dri ancaman, baik dari dalam mau pun luar……….
    krn tgas ngara menyejahterakan rakyat……………………………….

Tinggalkan Balasan ke Ma'arif Batalkan balasan